Festival Thothok Terusan, Cara Warga Karimunjawa Membaca Alam dan Menjaga Warisan Leluhur
2025-11-07 07:01:50
JEPARA,league – Laut biru dan gugusan pulau di Karimunjawa bukan hanya menyimpan keindahan, tetapi juga cerita tentang bagaimana manusia hidup berdampingan dengan alam.Di Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, warga punya cara unik untuk menandai pergantian musim sekaligus menjaga hubungan dengan lingkungan: Festival Thothok Terusan.Festival ini digelar di Terusan Kemujan pada Sabtu (1/11/2025). Puluhan warga berduyun-duyun datang, membawa semangat kebersamaan dan kebanggaan atas tradisi yang diwariskan turun-temurun.Bagi warga Kemujan, Thothok Terusan bukan sekadar perayaan, melainkan wujud pengetahuan ekologis dan kearifan lokal yang terus dijaga.Kepulauan Karimunjawa sendiri terbentuk dari 27 pulau di Laut Jawa, lima di antaranya berpenghuni: Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk, Parang, dan Genting.Sejak tahun 2001, kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Karimunjawa, rumah bagi ratusan spesies laut, hutan bakau, dan flora khas seperti dewadaru.Baca juga: Mengenal Bajamba, Tradisi Makan Khas Masyarakat MinangkabauDi tengah kekayaan itu, warga Kemujan beradaptasi dan menjalin hubungan erat dengan lingkungan.Dari sanalah lahir tradisi mencari thothok—sejenis kerang laut—yang dilakukan saat musim pancaroba.Tradisi ini kini dikemas menjadi festival yang menggabungkan doa, permainan, dan refleksi tentang alam.Kegiatan dimulai dengan doa bersama. Setelah itu, peserta menyusuri padang lamun, melintasi jalur mangrove, lalu menuju terusan untuk mencari thothok.Suasana riuh penuh tawa, tetapi di balik lomba mencari kerang terbanyak, tersimpan makna mendalam: membaca tanda-tanda alam dan menghargai siklusnya.Moh. Sofi’i, salah satu penggagas festival, menjelaskan bahwa tradisi ini telah ada jauh sebelum Karimunjawa ditetapkan sebagai taman nasional.“Warga kami meyakini thothok muncul di musim pancaroba, saat air laut pasang surut maksimal di siang hari. Ini jadi penanda alam bahwa musim kemarau segera berganti penghujan. Kami menyebutnya masa baratan, biasanya disertai ombak tinggi, sehingga kami perlu bersiap-siap,” ujarnya.Baca juga: Susi Air Ingin Tambah Penerbangan ke Karimunjawa, Susi Pudjiastuti: Kalau Butuh 5 Kali Sehari Kami Siap/Fatah Akrom Puncak acara Festival Totok Terusan dengan membagikan hadiah bagi warga yang mengumpulkan kerang terbanyak, Festival Totok Terusan di Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, pada Sabtu (1/11/2025) (Fatah Akrom/)Sejak 2023, tradisi ini dihidupkan kembali dalam bentuk festival agar nilai-nilai leluhur tak hilang ditelan zaman.Masyarakat memandang pancaroba bukan sekadar perubahan cuaca, melainkan navigasi alam: cara membaca waktu, arah, dan perubahan melalui tanda-tanda lingkungan.