TOP

BNPB Sebut Modifikasi Cuaca Jadi Kunci Redam Banjir Semarang

2025-11-07 07:05:23
SEMARANG,sustainability — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut operasi modifikasi cuaca (OMC) menjadi faktor penting dalam meredam banjir besar yang melanda wilayah Semarang dan sekitarnya dalam lebih dari sepuluh hari terakhir.BNPB mengerahkan dua pesawat sejak 23 Oktober 2025 untuk menyemai garam (NaCl) di langit Jawa Tengah, terutama di wilayah Semarang, Demak, Grobogan, dan Pati, guna menekan intensitas hujan ekstrem.Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto menjelaskan OMC dilakukan setelah BMKG memprediksi curah hujan bisa mencapai 150 milimeter per hari—tingkat yang berisiko memicu banjir besar di sejumlah wilayah dataran rendah.“Kalau tidak dilakukan operasi modifikasi cuaca, BMKG memprediksi Jawa Tengah ini hujannya lebat, 150 mm. Itu bisa membuat sebagian wilayah, termasuk Kebumen, berpotensi banjir,” ujar Suharyanto saat menghadiri peresmian jembatan di Kabupaten Kebumen, Selasa (4/11/2025).Baca juga: Kondisi Memprihatinkan Jalan Raya Kaligawe Semarang Pasca Direndam BanjirIa menerangkan Semarang menjadi fokus utama karena sebagian wilayahnya berada lebih rendah dari permukaan laut, sehingga air sulit mengalir meski pompa pengendali banjir beroperasi.“Beberapa dataran di Semarang dan sekitarnya itu lebih rendah dari laut. Kalau hujan turun deras, airnya sulit keluar. Apalagi kalau pompa rusak atau tidak cukup jumlahnya, bisa menimbulkan banjir besar seperti kemarin,” jelasnya.Suharyanto menyebut genangan banjir di Semarang dan Demak mulai surut karena OMC berhasil menahan pembentukan awan hujan di beberapa titik.Namun ia mengingatkan bahwa metode ini tidak bisa menjadi solusi permanen.“Operasi modifikasi cuaca ini tentu tidak bisa berlangsung selamanya. Titik beratnya memang untuk menanggulangi banjir di Semarang. Kalau curah hujan bisa dikurangi, genangan bisa cepat surut,” katanya.Baca juga: 4.500 Tabung Elpiji 3 Kg Dipasok untuk Penuhi Kebutuhan Warga Terdampak Banjir di SemarangSuharyanto menambahkan hingga 4 November 2025, Indonesia telah mengalami sekitar 2.900 kejadian bencana sepanjang tahun atau rata-rata 15–20 kejadian setiap hari. Sebagian besar berupa banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.“Indonesia ini sepanjang tahun menghadapi bencana di semua titik. Tidak ada satu kabupaten pun yang risikonya rendah,” ungkapnya.BNPB berharap langkah mitigasi seperti OMC, peningkatan sistem pompa air, dan pembangunan tanggul laut serta kolam retensi dapat memperkuat ketahanan Jawa Tengah terhadap banjir musiman.“Kami berharap tahun-tahun mendatang kondisinya semakin baik. Pemerintah pusat terus berupaya mempercepat pembangunan tanggul laut dan kolam retensi,” tutur Suharyanto.

Mirror Edition - Daily News and Expert Opinions http://m.balinewshub.cc/