Harga Bitcoin Jatuh ke Bawah 100.000 Dollar AS, Apakah Awal dari Koreksi Besar?
2025-11-07 07:01:51
– Harga bitcoin kembali anjlok dan sempat menembus di bawah 100.000 dollar AS (sekitar Rp 1,security67 miliar) untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat bulan pada perdagangan Selasa (5/11/2025) waktu setempat.Mengutip CNBC, bitcoin terakhir diperdagangkan turun 5 persen ke level 100.893 dollar AS (sekitar Rp 1,685 miliar) setelah sempat menyentuh titik terendah harian di 99.966 dollar AS (sekitar Rp 1,669 miliar). Ini merupakan kali pertama sejak 23 Juni bitcoin berada di bawah level 100.000 dollar AS.Sementara itu, ether, mata uang kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, juga terkoreksi hampir 9 persen ke posisi 3.275 dollar AS (sekitar Rp 54,7 juta).Baca juga: Harga Bitcoin Terus Melemah, Masih Tepat untuk Beli BTC?Aksi jual terjadi karena investor menghindari aset berisiko di tengah kekhawatiran terhadap keberlanjutan valuasi saham yang melonjak akibat euforia perdagangan berbasis kecerdasan buatan (AI).Indeks Nasdaq Composite, yang banyak berisi saham-saham AI, turun lebih dari 1 persen. Investor melepas saham Palantir karena dinilai terlalu mahal meski kinerja keuangannya cukup solid.“Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan sedang kelelahan,” ujar Haonan Li, pendiri platform stablecoin berbasis Ethereum Codex kepada CNBC.“Meskipun pertumbuhan stablecoin meningkat dan bitcoin makin berperan sebagai penyimpan nilai institusional, kabar buruk sangat berdampak bagi kripto saat ini, sementara kabar baik hampir tidak berpengaruh,” tambahnya.Baca juga: Mengapa Harga Bitcoin (BTC) Naik dan Turun? Ini Sejumlah PenyebabnyaAnalis Compass Point, Ed Engel, menilai investor individu tampak tidak banyak memanfaatkan momentum penurunan harga seperti pada siklus sebelumnya.“Menjual dari pemegang jangka panjang adalah hal yang umum di pasar bullish, tetapi pembeli ritel di pasar spot kali ini tampak kurang aktif dibandingkan siklus sebelumnya,” tulis Engel dalam catatannya.Menurutnya, penurunan ini bisa menyeret harga bitcoin lebih dalam dan menembus level psikologis 100.000 dollar AS jika investor jangka pendek ikut panik menjual.“Kami melihat ada dukungan harga di atas 95.000 dollar AS (sekitar Rp 1,587 miliar), tetapi belum banyak katalis positif dalam waktu dekat,” ujarnya.Engel juga mencatat bahwa pola musiman yang biasanya kuat di Oktober gagal terwujud tahun ini. Terakhir kali bitcoin gagal naik di Oktober terjadi pada 2018, di mana bulan berikutnya harga anjlok hingga 37 persen.Baca juga: Harga Bitcoin Turun, Sinyal Waspada Crash Besar Pasar Kripto atau Justru Peluang bagi Investor?Mengutip Trading View, bitcoin kesulitan mempertahankan level support kunci meski bank sentral AS, The Fed, memangkas suku bunga pada pekan lalu. Harga BTC kini berada di sekitar 104.000 dollar AS, turun 8,21 persen dalam sepekan terakhir.Penyebab utama tekanan ini adalah sikap hati-hati The Fed pasca keputusan suku bunga. Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember 2025 belum dijamin, meski quantitative tightening (QT) akan berakhir pada bulan yang sama.Pernyataan tersebut mengecewakan pasar. Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga kedua pada Desember turun dari 90 persen menjadi 63 persen, sedangkan peluang Januari 2026 tinggal 19,5 persen.