Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04 Persen pada Kuartal III-2025, Ditopang Konsumsi dan Ekspor
2025-11-07 06:49:29
JAKARTA,capital - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen secara tahunan (year-on-year) pada triwulan III-2025, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,95 persen.Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, mengatakan pertumbuhan ekonomi secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) mencapai 1,43 persen, yang merupakan pola musiman seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan di kuartal III biasanya lebih rendah dibandingkan triwulan II di tahun yang sama.“Secara QTQ, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2025 tumbuh sebesar 1,43 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara QTQ ini sejalan dengan pola musiman seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan QTQ di triwulan III selalu lebih rendah daripada triwulan II,” ujar Edy saat konferensi pers, rilis data BPS terkait pertumbuhan ekonomi nasional, Rabu (5/11/2025).Baca juga: Kemenkeu Siapkan Strategi Belanja Dini APBN 2026 untuk Dorong Pertumbuhan EkonomiDari sisi lapangan usaha, hampir seluruh sektor mencatat pertumbuhan positif. Lima sektor utama yang menopang sekitar 65,02 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) yakni industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi tercatat pada jasa pendidikan yang tumbuh 10,59 persen, didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan meningkatnya belanja fungsi pendidikan.Sektor jasa perusahaan dan jasa lainnya juga menunjukkan pertumbuhan tinggi masing-masing 9,94 persen dan 9,92 persen.“Total share keempat lapangan usaha tersebut mencapai sekitar 65,02 persen dari PDB. Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa pendidikan yang tumbuh 10,59 persen didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan,” paparnya.Sumber pertumbuhan terbesar berasal dari industri pengolahan dengan kontribusi 1,13 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Baca juga: Arsjad Rasjid: Pertumbuhan Ekonomi Tak Bernilai Tanpa KemanusiaanSektor ini ditopang oleh permintaan domestik dan ekspor, terutama pada industri makanan dan minuman yang tumbuh 6,49 persen, serta industri logam dasar yang melonjak 18,62 persen seiring peningkatan permintaan global atas produk besi dan baja.