TOP

Beban Hutang Kereta Cepat Whoosh Berisiko Turunkan Layanan PT KAI

2025-11-07 06:57:52
SEMARANG,fashion – Senator DPD RI asal Jawa Tengah, Abdul Kholik, mendesak agar beban PT Kereta Api Indonesia (KAI) akibat utang proyek kereta api cepat Whoosh segera direstrukturisasi.Ia menilai, beban utang tersebut bisa berdampak negatif terhadap kinerja operasional dan pelayanan publik PT KAI.Salah satu indikasi yang dikhawatirkannya ialah insiden anjloknya Kereta Api Purwojaya belum lama ini.Dia menilai, bisa menjadi sinyal adanya masalah operasional akibat beban finansial dari proyek Whoosh."Kasus anjloknya kereta api menjadi salah satu indikator penting bahwa ada masalah serius di PT KAI akibat beban Whoosh. Ini karena setiap tahun PT KAI dibebani membayar hingga triliunan rupiah. Jumlah ini sangat besar dan hampir semua keuntungan PT KAI tersedot ke sana," kata Abdul Kholik saat dikonfirmasi, Rabu (28/10/2025).Baca juga: Jokowi Sebut Kereta Whoosh Bukan Cari Laba, Pengamat Transportasi: Persoalannya KAI Enggak Sanggup Tanggung Rp 2,2 TriliunSebagai anggota Komite Bidang Transportasi DPD RI, Kholik mendorong adanya langkah pemulihan keuangan PT KAI dengan cara mengalihkan beban utang Whoosh kepada Danantara, selaku holding BUMN infrastruktur."Akan lebih baik apabila pengoperasian Woosh dikeluarkan dari PT KAI dan dibentuk badan usaha sendiri di bawah Danantara,’’ tegasnya.Lebih lanjut, Kholik juga menolak rencana perpanjangan jalur kereta cepat Whoosh hingga Surabaya yang melintasi Jawa Tengah.Ia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk lebih dulu menuntaskan dugaan korupsi dalam proyek pembangunan kereta cepat tersebut."Kami menolak Whoosh diperpanjang sebelum urusan beban dan indikasi korupsi dalam proyek pembangunan kereta api dituntaskan. Maka KPK mulai saat ini harus mengusut dan memastikannya. Pengusutan proyek Whoosh penting agar kasus yang sama tidak terulang lagi ketika diperpanjang sampai Surabaya," lanjutnya.Menurut Kholik, akibat beban pengelolaan proyek Whoosh, PT KAI kesulitan melakukan ekspansi dan pembangunan infrastruktur kereta api seperti reaktivasi jalur lama, pembangunan jalur ganda di selatan Jawa, serta pengembangan jaringan di luar Jawa."Kalau terus dibebani utang kereta api cepat Whoosh, maka saya khawatir kualitas kinerja PT KAI yang selama ini sudah memuaskan publik, akan mengalami penurunan yang serius," imbuhnya.Pengamat transportasi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Djoko Setijowarno, juga mengkritik rencana perpanjangan proyek kereta cepat hingga Surabaya. Menurutnya, Pulau Jawa sudah memiliki konektivitas transportasi yang memadai.“Bagaimana kalau sampai Surabaya? Nah, ini jadi persoalan. Jawa itu enggak butuh kereta cepat karena sudah terkoneksi. Jalan tol ada, bandara sudah terbangun,” ungkap Djoko melalui sambungan telepon, Selasa (28/10/2025).Djoko menilai pembangunan kereta cepat di Jawa justru dapat mengancam moda transportasi lain seperti pesawat dan angkutan darat.“Justru Jawa itu yang dibutuhkan sekarang angkutan perkotaan, angkutan perdesaan, lalu integrasinya dan yang keempat (KAI) dapat mengaktifkan jalan rel. Sudah itu saja. Kalau Whoosh dibangun sampai di Surabaya, ada yang dimatikan. Pesawat mati, padahal bandaranya sudah investasi dan sudah terbangun,” lanjutnya. 

Mirror Edition - Daily News and Expert Opinions http://m.balinewshub.cc/