TOP

Manufaktur Kembali Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

2025-11-07 06:56:07
- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa manufaktur atau sektor industri pengolahan non migas (IPNM) kembali menunjukkan kinerja positif dan tetap menjadi motor utama penggerak perekonomian nasional.Pada triwulan III-2025,policy manufaktur tumbuh 5,58 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04 persen yoy.“Pertumbuhan sektor manufaktur pada triwulan III-2025 kembali lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal II-2025 sebelumnya, pertumbuhan manufaktur 5,60 persen (yoy) dan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen (yoy),” ujar Agus dalam keterangan resminya, Rabu (5/11/2025).Ia menambahkan, capaian tersebut mencerminkan daya saing manufaktur nasional yang semakin kuat, baik di pasar domestik maupun ekspor.Baca juga: 1 Tahun Prabowo-Gibran, Sektor Manufaktur Tumbuh 4,94 Persen di Tengah Ketidakpastian GlobalBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 17,39 persen pada triwulan III-2025.Capaian tersebut menjadikannya sektor dengan penyumbang terbesar terhadap PDB nasional, sekaligus meningkat 0,47 persen dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 16,92 persen.“Kontribusi manufaktur terhadap PDB nasional naik sebesar 0,47 persen, dari 16,92 persen menjadi 17,39 persen pada kuartal III-2025, sedangkan kontribusi manufaktur terhadap sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 1,13 persen (yoy),” jelasnya.Ia menegaskan, manufaktur tetap menjadi penggerak utama perekonomian nasional karena memberikan nilai tambah besar, menyerap tenaga kerja, dan memperkuat struktur ekonomi nasional.Baca juga: Rano Karno: Masa Depan Jakarta Jadi Pusat Perekonomian Nasional dan GlobalPertumbuhan manufaktur pada triwulan III-2025 ditopang oleh meningkatnya permintaan dari pasar domestik maupun luar negeri. Sejumlah subsektor industri bahkan menunjukkan pertumbuhan signifikan.Industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen, didorong oleh peningkatan produksi crude palm oil (CPO) dan produk turunannya.Sementara itu, pertumbuhan industri logam dasar melonjak hingga 18,62 persen, sejalan dengan meningkatnya permintaan ekspor untuk produk logam dasar, khususnya besi dan baja.Selanjutnya, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 11,65 persen, didorong oleh kenaikan produksi bahan dan barang kimia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.Baca juga: Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Tumbuh 6,7 Persen, Jadi Penopang Ekonomi NasionalHal serupa juga terjadi di subsektor industri mesin dan perlengkapan serta subsektor industri pengolahan lainnya. Jasa reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan mengalami pertumbuhan berturut-turut sebesar 11,74 persen dan 16,30 persen. “Pertumbuhan yang solid di berbagai subsektor ini menunjukkan bahwa strategi pemerintah dalam mendorong industrialisasi sumber daya alam (SDA), perlindungan pasar domestik dari gempuran banjir produk impor, penguatan teknologi produksi, pengembangan tenaga kerja industri, dan memperkuat ekosistem rantai pasok nasional telah berjalan efektif,” kata Agus."Ke depan, kami akan terus memperkuat kebijakan yang berbasis peningkatan produktivitas dan daya saing industri," lanjutnya.Agus menekankan, Kemenperin terus berkomitmen menjaga momentum positif ini melalui berbagai program, termasuk Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), pengembangan industri halal, transformasi industri hijau, serta dukungan pada investasi berorientasi ekspor dan inovasi teknologi hijau.“Berkat arahan dan keberpihakan Bapak Presiden Prabowo pada industri dalam negeri, kerja sama antarkementerian/lembaga dan pemerintah daerah (pemda), serta kolaborasi semua pihak dalam ekosistem industri, maka pencapaian industri ini dapat diraih,” ucapnya.Baca juga: RI Peringkat 3 Ekosistem Industri Halal Dunia, Kalah dari Malaysia dan Arab SaudiAgus menegaskan bahwa melalui sinergi antara kebijakan pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, Kemenperin optimistis sektor industri pengolahan akan terus tumbuh lebih kuat pada tahun ini dan menjadi fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.

Mirror Edition - Daily News and Expert Opinions http://m.balinewshub.cc/