TOP

Dikirim Bulan Ini, Apa Bedanya Rocky Hybrid di Jepang dan Indonesia?

2025-11-07 06:57:54
OSAKA,summit - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) siap melakukan pengiriman pertama Rocky e-Smart Hybrid kepada konsumen di Indonesia. Proses distribusi dijadwalkan berlangsung pada November 2025.Seperti diketahui, Rocky e-Smart Hybrid masih berstatus completely built up (CBU) dari Jepang, yang berarti diproduksi di Negeri Sakura. Namun, untuk unit yang akan dikirim ke Indonesia, ada beberapa penyesuaian khusus.Perbedaan tersebut bukan pada performa atau teknologi, melainkan untuk memenuhi regulasi dan ketentuan homologasi yang berlaku di Indonesia.“Proses yang harus kita comply adalah proses homologasi dan uji tipe di Indonesia. Jadi, pengertian CBU tidak otomatis unit itu langsung diimpor ke Indonesia,” ujar Marketing and Corporate Planning Director PT ADM, Sri Agung Handayani, kepada media dalam rangkaian Media Trip Japan Mobility Show (JMS) 2025 di Osaka, Jepang, Kamis (30/10/2025).Baca juga: Dibanderol Rp 200 Jutaan, Intip Spesifikasi Lengkap Jaecoo J5 EV/Ruly Kurniawan Daihatsu Rocky HybridAgung menjelaskan, semua produk CBU yang akan dipasarkan di Indonesia wajib memenuhi kaidah dan persyaratan lokal, sehingga tetap dilakukan penyesuaian.“Misalkan sensor ECU diganti, lalu ban, apakah sudah ada supplier-nya yang terdaftar SNI atau belum. Semua itu harus dipenuhi dulu. Setelah itu, baru kami bisa memproduksi. Di Jepang, kami akan memulai produksi pertama untuk spek Indonesia pada 3 November 2025,” katanya.Adapun perbedaan pada Rocky e-Smart Hybrid versi Indonesia mencakup beberapa hal, antara lain:Bahasa pada multi-information display (MID) diubah minimal menjadi bahasa Inggris. Lalu material radiator support diganti menyesuaikan kondisi jalan di Indonesia.Baca juga: K-Vision, Calon Mini e-Smart Hybrid Baru Daihatsu di JMS 2025Kompas.com/nanda Daihatsu Rocky HybridAgung menambahkan, radiator support versi Jepang menggunakan material resin, yang dinilai kurang cocok untuk kondisi jalan di Indonesia yang tidak selalu rata.“Karena radiator support-nya dari resin, kalau digunakan di jalan kita yang bergelombang bisa cepat rusak. Jadi tidak bisa semua disamakan dengan gaya Jepang yang jalanannya mulus,” ujar Agung.Selain itu, emblem dan tulisan berkarakter Jepang juga akan diganti, termasuk tulisan pada dasbor dan pengaturan bahasa pada sistem audio.“Audio bukan soal jenis perangkatnya, tapi frekuensinya harus bisa diterima di Indonesia,” tambahnya.Baca juga: Waspadai Gejala Awal Transmisi CVT Mulai BermasalahKompas.com/nanda Daihatsu Rocky HybridPerbedaan lainnya ada pada sensor ECU, karena sistem tersebut terhubung dengan beberapa fungsi di meter kombinasi.“Cara pembacaan di Jepang berbeda, jadi programming sensornya harus diganti. Semua pemberitahuan di sistem juga tidak boleh lagi dalam bahasa Jepang,” ucap Agung.Ia menegaskan, proses impor kendaraan CBU tidak bisa dilakukan secara instan.Baca juga: Pabrik Daihatsu di Karawang Punya Sentuhan Produksi ala Kyoto Test drive Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid“Jadi tidak mudah untuk mengimpor semua produk CBU begitu saja. Kita tetap butuh waktu dan koordinasi dengan beberapa kementerian di Indonesia untuk proses homologasi dan uji tipe,” katanya.

Mirror Edition - Daily News and Expert Opinions http://m.balinewshub.cc/