BNPB Catat 2.900 Bencana Sepanjang 2025, Sehari Capai 15-20 Kejadian
2025-11-07 07:11:35
KEBUMEN,heritage — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan sepanjang tahun 2025 telah terjadi 2.900 kejadian bencana di seluruh wilayah Indonesia.Angka tersebut menunjukkan, setiap hari rata-rata terjadi 15 hingga 20 bencana.Mulai dari banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga kebakaran hutan dan lahan.“Per hari ini, 4 November 2025, BNPB mencatat sudah ada 2.900 bencana di seluruh Indonesia. Kalau dirata-ratakan hampir 15 sampai 20 kali bencana per hari,” kata Suharyanto saat memberikan sambutan dalam peresmian jembatan rehabilitasi di Desa Weton Kulon, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Senin (4/11/2025).Baca juga: Cuaca Ekstrem, 8 Kecamatan di Madiun Rawan Terdampak Bencana Menurutnya, tidak ada satu pun kabupaten atau kota di Indonesia yang bebas dari risiko bencana.Dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia, lebih dari 150 wilayah termasuk kategori risiko tinggi, sementara sisanya berada pada tingkat risiko sedang.Kabupaten Kebumen, kata dia, termasuk dalam kategori risiko tinggi.“Kita punya 514 kabupaten/kota dan tidak ada yang risikonya rendah. Lebih dari 150 termasuk tinggi, termasuk Kebumen,” ujarnya.Suharyanto menjelaskan, dalam dua pekan terakhir, beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti Semarang, Grobogan, Pati, dan Demak dilanda banjir.Kondisi tersebut kini mulai berangsur surut setelah dilakukan operasi penanganan darurat.“Kalau tidak dilakukan penanganan, sebagian wilayah Jawa Tengah pasti banjir,” jelasnya.Baca juga: Yogyakarta Siapkan Kepwal Status Siaga Darurat Bencana Hadapi Puncak Musim HujanSelain di Jawa Tengah, Suharyanto juga menyoroti banjir parah di Kabupaten Bekasi dan banjir bandang di Papua yang menewaskan 15 orang.Kepala BNPB menegaskan bahwa penanganan bencana tidak hanya berhenti pada tahap tanggap darurat, melainkan juga mencakup rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.Hal ini memerlukan kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, lembaga, dan masyarakat.“Kalau tanggap darurat itu mudah, seminggu atau dua minggu biasanya selesai. Tapi yang berat adalah pascabencananya, memperbaiki infrastruktur, rumah warga, dan sarana publik,” ujarnya.Suharyanto menambahkan, salah satu contoh dukungan pemerintah pusat dalam rehabilitasi pascabencana adalah pembangunan jembatan di Desa Weton Kulon yang ia resmikan bersama Bupati Kebumen, Lilis Nuryani.Baca juga: 7 Kecamatan Rawan Bencana, BMKG Banyuwangi Imbau Masyarakat WaspadaIa juga membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk mengajukan usulan perbaikan infrastruktur lain yang rusak akibat bencana.“Silakan segera diajukan. Nanti bisa ditangani melalui program hibah rehabilitasi dan rekonstruksi dari BNPB. Ini bukti kehadiran negara untuk masyarakat,” katanya.